LAPORAN
Praktikum Anatomi Perkembangan
Tumbuhan
BAGIAN-BAGIAN
YANG HIDUP DI DALAM SEL
&
BAGIAN-BAGIAN
YANG TIDAK HIDUP DI DALAM SEL
Nama : Bani Nugraha
Nim : 1210702008
Tanggal Praktikum : 16 Maret
2011
Tanggal Pengumpulan :
23 Maret 2011
JURUSAN BIOLOGI SAINS
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SGD BANDUNG
2012
I.
PENDAHULUAN
Tujuan
Melihat sel dengan bagian-bagian yang hidup
Mengenal
benda-benda tidak hidup di dalam sel (misal, amilum, butir aleuron, dan kristal
Ca-Oksalat)
Dasar
Teori
Sel adalah unit struktural dan
fungsional terkecil dari mahluk hidup.Ilmu yang mempelajari tentang sel adalah
sitologi. Susunan sel yang teratur karena dihasilkan oleh adanya pembelahan sel
yang teratur. namun sebagian besar tidak menunjukkan keteraturan melalui
kelompok sel yang kompak dan yanng tidak kompak (renggang) sehingga terbentuk
ruang antar sel akibat pemisahan dinding sel (sizogen) dan mungkin akibat dari
beberapa sel yang larut (lisigen). Bentuk sel yang bebas, atau sel yang baru
dibentuk dan terisolasi cenderung berbentuk bulatan, lalu karena adanya tekanan
dari sel-sel yang lain maka bentuk sel mulai terdiferensiasi. Sel tumbuhan
terdiri dari bagian yang hidup dan bagian yang mati. Bagian yang hidup adalah
inti dan organel pada sitoplasma dan bagian yang mati adalah dinding sel dan
benda-benda ergastik (Kusnadi, 2007).
Didalam sel terdapat bagian-bagian yang
tidak hidup atau biasa disebut dengan istilah benda ergastik. Benda ergastik
dibagi menjadi dua jenis, yaitu benda ergastik padat dan benda ergastik cair.
Yang termasuk kedalam benda ergastik padat, yaitu amilum, aleuron, kristal
Ca-Oksalat. Sedangkan yang termasuk kedalam benda ergastik cair, yaitu asam
organik, karbohidrat, lemak, protein, zat penyamak, antosianin, alkaloid, minyak
atsiri, dan terpentin. Amilum mempunyai rumus empiris (C6H10O5)n,
berupa karbohidrat atau polisakarida yang berbentuk tepung disebut amiloplas,
dapat dibedakan menjadi leukoamiloplas yang berwarna putih dan menghasilkan
tepung cadangan makanan dan kloroamiloplas berwarna hijau dan menghasilkan
tepung asimilasi. Aleuron ditemukan pada endosperm yang mengering. Prosesnya :
keringnya biji, yang berarti mengeringnya endosperm menjadi semakin sedikit
sehingga konsentrasi konsentrasi zat-zat yang terlarut seperti putih telur,
garam dan lemak akan smakin besar, kemudian vakuola pecah hal ini akan
terus berlangsung hingga vakuola pecah menjadi kecil-kecil yang mengandung
zat-zat yang mengkristal yang disebut aleuron. Kristal yang terdapat pada
tumbuahn merupakan hasil akhir dari metabolisme, umumnya terbentuk dari kristal
Ca-oksalat yang diendapkan. Kristal tersebut tidak larut dalam asam cuka namun
larut dalam asam kuat (Kimball,
1983).
Semua sel dibatasi oleh
suatu membran yang disebut
membran plasma dan daerah di dalam sel disebut sitoplasma. Setiap sel, pada tahap tertentu dalam
hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan
aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki struktur disebut ribosom yang berfungsi
dalam pembuatan protein yang akan
digunakan sebagai katalisbanyak reaksi
kimia dalam sel tersebut (Danarti,
1998).
Benda
ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagai
hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel,
dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di baigan sitoplasama,
dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda ergastik dapat berupa
karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan
suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan
sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya penyimpanan
cadangan makanan, contohnya amilum; pemeliharaan struktur (lilin) dan perlindungan,
misalnya adanya Kristal Ca oksalat dalam suatu jaringan tumbuhan dapat menyebabkan
reaksi alergi bagi hewan yang memakannya, sehingga hewan tersebut tidak akan bernafsu
menyentuhnya untuk yang kedua kali (Priyandoko, 2004)
Pada
sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa
ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan
karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor lingkungan.
Sedangkan yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah sel mati karena faktor
genetik, maksudnya sel tersebut mati karena telah mencapai umur yang memang
telah ditentukan secara genetik. Sel-sel tersebut memang dalam perkembangannya
terspesialisasi untuk menjadi suatu sel mati, yang memiliki fungsi tertentu dalam
bagi tumbuhan. Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan bersifat mati secara
khusus berguna untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam tanah ke daun (Wilkins, 1992)
II.
METODE
Alat dan Bahan
NO
|
ALAT
|
BAHAN
|
1
|
Pipet Tetes Kecil
|
Rhoe discolor (Sosongkokan)
|
2
|
Mikroskop
|
Spirogyra sp.
|
3
|
Cutter
|
Biji Ricinus
communis (Jarak)
|
4
|
Kaca Penutup
|
Biji
Zea mays (Jagung)
|
5
|
Kaca Objek
|
Tuber solanum
tuberosum (Kentang)
|
6
|
Silet
|
Begonia sp.
|
7
|
Pipet Tetes Kecil
|
|
Prosedur Kerja
III.
HASIL
Preparat Rhoe discolor (10x16)
Preparat
Spyrogira (10x16)
Preparat
Biji Ricinus communis (Jarak)
Preparat Biji Zea
mays (Jagung)
Preparat Tuber solanum tuberosum (Kentang)
Preparat
Begonia sp.
IV.
PEMBAHASAN
Tabel 1. Pengamatan
Bagian Hidup Dalam Sel
Preparat
|
Bagian
bagian yang hidup
|
||
Kloroplas
|
Stomata
|
Dinding
sel
|
|
Rhoeo discolor
|
-
|
x
|
x
|
Spirogyra sp.
|
x
|
-
|
-
|
Tabel
2. Pengamatan Bagian Tak Hidup Dalam Sel
Preparat
|
Bagian
bagian yang tak hidup
|
||
Amilum
|
Butir
aleuron
|
Kristal
Ca oksalat
|
|
Kentang
|
x
|
-
|
-
|
Begonia sp.
|
-
|
-
|
x
|
Zea mays
|
x
|
-
|
-
|
Jarak
|
-
|
x
|
-
|
V.
KESIMPULAN
Didalam
sel tumbuan terdapat bagian-bagian yang hidup dan tidak hidup, bagian yang
hidup disebut organel, dan bagian yang
tidak hidup disebut dengan ergastik. Pada praktikum ini terlihat sel – sel yang
mempunyai inti sel, sitoplasma, stomata dan dinding sel. Semuanya ini termasuk
ke dalam benda hidup dalam tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Danarti.1998. Biologi Sel. Erlangga: Bandung
Kusnadi.2007.Biologi Umum. Piranti: Jakarta
Kimball,
J. W. 1983. Biologi. Erlangga:
Jakarta
Priyandoko.2004.Sitologi.UGM-Press: Yogyakarta
Wilkins, M. B.
1992. Fisiologi Tanaman. Bumi
Angkasa: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar